Prof. Djayani juga menyoroti pentingnya peningkatan kepedulian terhadap Tracer Study yang hingga kini masih menjadi tantangan besar karena minimnya data alumni. Menurutnya, database alumni yang rapi dapat sangat membantu, mulai dari membuka akses informasi peluang kerja hingga memantau perkembangan karier lulusan.
Di kesempatan yang sama, Prof. Djayani menegaskan bahwa Untad saat ini terus berupaya melakukan pembenahan internal. Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat kinerja institusi setelah melewati masa kebijakan efisiensi dan relaksasi. Pihak kampus menekankan bahwa fokus civitas akademika saat ini tertuju pada penguatan program-program strategis.
Disinggung terkait persiapan pemilihan rektor, Ketua Senat menegaskan bahwa dinamika seperti isu pemilihan rektor belum relevan dibicarakan saat ini, mengingat prosesnya masih sangat jauh, yakni sekitar satu tahun lagi.
“Persiapan pemilihan rektor, masih cukup lama, kurang lebih satu tahun lagi. Karena itu, menurut saya belum relevan untuk dibicarakan sekarang. Pembentukan panitia pun belum kami lakukan. Kami di kampus masih fokus bekerja, memperbaiki sistem, dan memperkuat kinerja terutama dalam mempersiapkan Untad menjadi PTN-BH,” ujar Prof. Djayani.
Lebih lanjut, mengenai kemungkinan kandidat calon rektor, Prof. Djayani menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada nama tertentu yang digadang-gadangkan untuk maju. Ia menegaskan bahwa proses pencalonan nantinya bersifat terbuka bagi siapa saja yang memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan.
“Siapa pun yang ingin maju di Pilrek berikutnya dapat mendaftarkan diri, tentunya selama yang bersangkutan memenuhi persyaratan,” pungkasnya.
Dengan demikian, berbagai opini, spekulasi, maupun pembicaraan yang beredar di luar terkait figur-figur bakal calon rektor dinilai tidak memiliki dasar yang jelas dan tidak mencerminkan situasi aktual kampus yang saat ini sedang berfokus pada penguatan kinerja internal.*ENG