Metode ini mengadopsi konsep Interval Walking Training (IWT) yang dikembangkan di Jepang dan telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah, menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan kebugaran dan kualitas tidur, serta mengurangi risiko komplikasi penyakit kronis. Ghufron menyampaikan bahwa GSP 3-3-5 bukan sekadar kegiatan olahraga, melainkan bentuk komitmen bersama untuk hidup lebih sehat, lebih aktif, dan lebih sadar akan pentingnya pencegahan.
Ia mengajak peserta JKN, komunitas Prolanis, serta keluarga dan masyarakat umum untuk memulai langkah sederhana namun bermakna ini bersama-sama. Gerakan kecil seperti ini, menurutnya,
akan memberikan dampak besar apabila dilakukan secara konsisten.
“Nilai-nilai Integritas, Kolaborasi, Pelayanan Prima, dan Inovatif (INISIATIF) di BPJS Kesehatan juga
menjadi fondasi penting bagi Duta Muda BPJS Kesehatan dalam menjalankan peran mereka. Kami
berharap Duta Muda BPJS Kesehatan dapat menjadi wajah BPJS Kesehatan di mata publik dan
membantu menyebarkan informasi penting mengenai JKN secara masif dan optimal,” tegas
Ghufron.
Melalui program ini, BPJS Kesehatan mendorong terciptanya generasi muda yang berani
berinovasi, mampu menjadi jembatan informasi, dan hadir sebagai penggerak kesadaran JKN di
masyarakat. Ghufron menambahkan, para finalis menunjukkan energi positif generasi muda dalam
memperkuat ekosistem komunikasi publik Program JKN. “Ajang penganugerahan menjadi momentum untuk memperluas kolaborasi dengan berbagai
pemangku kepentingan.
Kreativitas Duta Muda BPJS Kesehatan dapat terus menjadi inspirasi,
memperkuat literasi JKN, serta membantu masyarakat memahami manfaat dan pentingnya Program JKN sebagai pilar kesejahteraan bangsa,” tutup Ghufron.
Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Nunung Nuryartono, mendukung penuh
penyelenggaraan Duta Muda BPJS Kesehatan. Ia menyatakan bahwa DJSN sangat mendukung
keterlibatan anak muda dalam menyebarkan pemahaman Program JKN agar manfaatnya semakin
dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“DJSN bersama BPJS Kesehatan telah menyiapkan kurikulum literasi JKN di tingkat SMA/SMK/MA sebagai upaya memberikan edukasi sejak dini mengenai pentingnya jaminan kesehatan. Selain itu, modul kurikulum di tingkat perguruan tinggi juga telah disiapkan untuk memperkuat pemahaman
generasi muda saat memasuki jenjang pendidikan tinggi,” kata Nunung.
Menurut Nunung, langkah ini merupakan fondasi awal yang sangat baik dan diharapkan dapat diikuti
oleh seluruh generasi muda hingga ke pelosok negeri, sebagai wujud kolaborasi untuk membangun ekosistem literasi JKN yang lebih kuat dan merata.