Gubernur juga menyoroti peluang ekonomi dari program nasional, seperti 307 Sekolah Penggerak Pangan Gizi (SPPG) yang membutuhkan suplai telur dan bahan pangan lainnya.
Menurut gubernur, hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi baru di masyarakat daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Anwar juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan meninggalkan pola kerja individual.
“Tidak ada lagi zaman bekerja sendiri-sendiri. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini tanpa kolaborasi. Ini bukan soal penghargaan, tapi bagaimana memanfaatkan peluang dengan melaksanakan program Asta Cita secara maksimal,” tegas gubernur.
Gubernur berharap pada tahun 2026 seluruh program Asta Cita dapat terealisasi hingga 100 persen.
Gubernur juga memberikan sinyal untuk terus membuka diri dalam menerima usulan baik dari bupati maupun wali kota.
Menurut gubernur, pemimpin sejati adalah mereka yang siap berhadapan dengan masalah dan memberikan solusi.
Rapat koordinasi ini menandai langkah awal Provinsi Sulawesi Tengah sebagai provinsi pertama yang melaksanakan koordinasi program Asta Cita di tingkat daerah.
Evaluasi lebih lanjut akan dilakukan secara berkala untuk dilaporkan langsung kepada Presiden RI.ABS