“Seharusnya pelatihan mencakup 25 kompetensi kader, tetapi kami hanya bisa mengundang perwakilan dari tiap posyandu. Selain itu, masih ada 5 persen rumah tangga yang belum memiliki jamban,”ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Substansi Kesehatan Direktorat Bina Bangda Kemendagri, Arifin Hutagalung menegaskan, penguatan peran pemerintah kecamatan dan kelurahan menjadi kunci keberhasilan percepatan penurunan stunting.

Dalam dialog itu, Arifin juga menyoroti tingkat kehadiran balita di posyandu yang baru mencapai 60–70 persen setiap bulan. Bidan dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) mengungkapkan sebagian besar keluarga yang absen terkendala transportasi. Nama-nama balita yang tidak hadir dua bulan berturut-turut dilaporkan ke lurah untuk ditindaklanjuti secara persuasif.

Camat Banawa, Rustam mengapresiasi upaya seluruh pihak dalam menekan angka stunting dan kemiskinan di wilayahnya. Ia menyebut Kabupaten Donggala kini berada di peringkat kedua tertinggi di Sulteng dalam kinerja penurunan kemiskinan, namun tetap perlu memperkuat intervensi gizi dan sanitasi di tingkat keluarga.AMR