Sementara itu, Direktur Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jenderal GTKPG Kemendikdasmen diwakili oleh Ketua Tim Kerja PPG Calon Guru Yulia Gita Fany, ST., M. Si menyampaikan bahwa yudisium dan sumpah profesi kali ini cukup istimewah, kerena mengambil momen 10 November hari Pahlawan Nasional, ini menunjukan harapan jika para peserta yudisium akan menjadi pahlawan-pahlawan pendidikan di masyarakat. “Kalian adalah pahlawan masa kini di sektor pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,”sebut Yulia Gita.

Ia juga mengapresiasi civitas akademika Untad, guru pamong dan semua pihak yang berperan aktif atas komitmen dan semangat luar biasa dalam menyukseskan program PPG tersebut. Baginya guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dalam mencetak SDM unggul Indonesia. Ia mengibaratkan guru seperti orang yang menghidupkan cahaya di tengah – tengah masyarakat.  

Namun disisi lain, ia juga mengakui jika formasi ASN hingga kini belum dibuka, sementara peluang mengajar di sekolah sangat sedikit, hal yang sama di sekolah swasta. “Tapi yakinlah, kami selalu mencarikan solusi untuk kalian. Karena sertifikat yang kalian terima itu adalah tiket untuk masuk di sektor pendidikan. Pahamilah kebutuhan guru masih sangat terbuka di sejumlah daerah,”sebutnya menyakinkan.

Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Untad, Prof. Dr. M. Rusydi H, M.Si mewakili Rektor Untad, menyampaikan harapan, agar para peserta PPG tersebut nantinya bersedia mengabdikan diri dan mengisi daerah-daerah terpencil dan terluar Republik Indonesia. Mengingat daerah-daerah seperti itu masih sangat membutuhkan tenaga guru.

“Kalian ikut PPG tidak membayar, malah kalian dibayarkan, artinya perhatian negara sangat luar biasa pada guru, kalian lah nanti diharapkan mengabdi mencerdaskan kehidupan bangsa di daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan guru. Karena salah satu tujuan pembiayaan itu adalah menghasilkan guru professional yang mau mengabdi dan hadir di tengah-tengah masyarakat,”sebut Warek.

Katanya, tujuan kehadiran mereka di daerah terpencil dan terluar tersebut bukan hanya sekadar mengajar, melainkan juga menjadi motivator agar anak-anak di daerah itu tidak takut bermimpi menjadi orang besar. “Kita bisa menyaksikan Presiden Jokowi, itu bukan siapa-siapa tapi bisa menjadi wali kota, gubernur, dan presiden,”sebutnya.

Harapan seperti itulah sebutnya, penting untuk dihadirkan pada anak-anak di daerah terpencil dan terluar. “Itulah salah satu tugas kalian menghadirkan harapan itu,”sebutnya.ENG