Menurut Titik, upaya pelestarian tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat. Ia menekankan pentingnya kesadaran untuk tidak melakukan perburuan liar, perdagangan satwa dilindungi, maupun penebangan pohon di kawasan hutan konservasi.
“Menjaga puspa dan satwa berarti menjaga masa depan kita sendiri. Alam yang lestari akan memberi manfaat besar bagi kehidupan, baik secara ekologis, sosial, maupun ekonomi,” tambahnya.
Melalui kampanye Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, BBTNLL berharap generasi muda dan masyarakat sekitar kawasan Lore Lindu semakin memahami pentingnya keberagaman hayati dan berperan aktif dalam kegiatan pelestarian, seperti penanaman pohon, edukasi lingkungan, serta pengawasan terhadap aktivitas yang merusak habitat.
Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu kawasan konservasi terpenting di Sulawesi. Kawasan ini dikenal sebagai rumah bagi ratusan jenis tumbuhan, mamalia, burung, dan reptil endemik yang menjadi bagian dari kekayaan alam Sulawesi Tengah. RHT

