Kolaborasi juga dijalin dengan sektor swasta, seperti perusahaan gas di Kabupaten Banggai, yang menyatakan komitmennya membentuk Tamasya di wilayah operasional sebagai bagian dari pemenuhan persyaratan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Tenny menambahkan, pihaknya juga membuka peluang bagi pihak-pihak lain yang ingin terlibat dalam program pengasuhan anak ini.

“Kami terbuka bagi TPA yang sudah berjalan maupun yang baru berencana dibentuk untuk mendapatkan pendampingan. Silakan menghubungi Penyuluh KB di wilayah masing-masing agar dapat difasilitasi proses pembinaannya,”ujarnya.

Lebih lanjut, Tenny menjelaskan Tamasya dinyatakan memenuhi standar jika melaksanakan empat layanan pendampingan utama, yaitu kepada pengasuh, orang tua, anak, dan layanan rujukan.

“Untuk pengasuh, kami berikan kelas Orang Tua Hebat, untuk orang tua ada raport Tamasya, kepada anak dilakukan pemantauan tumbuh kembang, dan bila ditemukan ketidaksesuaian pertumbuhan, akan difasilitasi layanan rujukan ke faskes,” tambahnya.

Kegiatan orientasi ini turut menghadirkan narasumber dari Himpunan Psikologi Sulawesi Tengah, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulteng, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sulteng, sebagai upaya memperkuat kapasitas dan kompetensi pengasuh serta pendamping Tamasya di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.AMR