“Internal dulu bagaimana menulis proposal. Kalau sudah banyak yang siap, baru kita undang pemateri eksternal. Itu nanti kita bedah mana yang masih kurang,” jelasnya.
Ia menambahkan, pendampingan ini merupakan bagian dari strategi LPPM untuk mendorong budaya riset dan pengabdian yang lebih kuat di kalangan dosen. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak dosen yang mampu menghasilkan proposal berkualitas dan berpotensi didanai oleh berbagai lembaga pendanaan nasional.
Lebih lanjut, Rukhayati menargetkan agar pada tahun 2026, LPPM Unismuh Palu dapat mengajukan sedikitnya 30 judul proposal penelitian dan pengabdian. “Harapannya, semakin banyak yang diajukan, semakin besar peluang untuk banyak yang diterima,” ujarnya optimistis.
Selain untuk memperkuat partisipasi dalam pendanaan BIMA 2026, pendampingan ini juga diharapkan menjadi peluang bagi dosen Unismuh Palu dalam mengakses sumber pendanaan lain, baik dari kementerian, lembaga riset nasional, maupun kerja sama dengan industri dan masyarakat. “Sebenarnya bukan BIMA saja, masih banyak lembaga pendaan lain, bahkan ada di internal Muhammadiyah sendiri, itu semua yang kita sasar nanti,”sebutnya. ENG




