“Pelatihan dan pembinaan bagi guru ini sudah banyak. Bahkan guru itu sekarang terlalu sibuk dengan kegiatan pelatihan-pelatihan. Ini tentu bagus bagi peningkatan kualitas guru. Tapi keliru juga jika melimpahkan semua tanggung jawab pendidikan kepada guru. Terkesan guru berjuang sendiri. Sektor pendidikan keluarga ini yang perlu lebih diintervensi pemerintah,” ujar pendidik di Kabupaten Donggala itu.
Bentuk intervensi pemerintah lanjut Safrudin ialah dengan mendorong keterlibatan aktif peran keluarga.
Tidak hanya sebatas imbauan, tapi perlu ada program yang jelas sehingga peran keluarga benar-benar dapat ambil bagian dalam mewujudkan pendidikan nasional.
Safrudin menyebut jika dana pendidikan 20 persen perlu dibagi porsinya untuk penguatan peran keluarga dalam pendidikan.
Dengan begitu, ada program yang nyata bentuk dari intervensi pemerintah terhadap pendidikan informal.
“Misalnya pelatihan keterampilan bagi orang tua dalam mendidik anak. Bahkan bisa dirumuskan pengembangan materi ajar dan sumber belajar di lingkungan keluarga. Dengan begitu, pendidikan formal dan informal ini berjalan beriringan sehingga mewujudkan generasi emas 2045 itu makin realistis,” tutupnya. *WAN