Memimpin prosesi Khatam dan Wisuda Tahfidz, Kepala LPKA Palu yang juga selaku pembina dan pengajar, turut memberikan piagam penghargaan dan pemakaian selempang kepada anak binaan. Menurutnya, penyerahan ini sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan para anak binaan. Ia menegaskan bahwa Khatam dan Wisuda Tahfidz ini bukan sekadar seremoni, melainkan bukti nyata keberhasilan pembinaan berbasis kepribadian dan nilai-nilai keagamaan.
“Wisuda ini adalah simbol dari cahaya Al Qur’an yang mampu menembus batas ruang dan waktu. Delapan anak binaan ini membuktikan bahwa di balik tembok pembatas, nurani tetap bisa bangkit dan menjemput hidayah. Ini adalah awal dari perjalanan mereka menuju hidup yang lebih baik,” harapnya.
Puncak acara terjadi saat digelar prosesi sungkeman antara anak binaan dan orang tua masing-masing. Dalam suasana yang penuh keharuan, para anak binaan berlutut dihadapan ayah dan ibu mereka, mencium tangan, bersimpuh di kaki dan memohon maaf serta doa restu. Tangis haru pecah menyelimuti kegiatan ini. Para orang tua pun ikut menitikkan air mata melihat anak-anak mereka dengan tabah menjalani cobaan dan mulai berbenah diri demi melangkah ke jenjang kehidupan yang lebih baik nantinya.
Khatam dan wisuda ini menjadi wujud nyata dari Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat, sejalan dengan penguatan pembinaan kepribadian yang berAkhlak dan berintegritas. Dengan pendekatan humanis dan spiritual, LPKA Palu terus berkomitmen membentuk pribadi-pribadi anak binaan yang lebih baik, produktif dan bertakwa, serta siap kembali membangun kehidupan bermakna di tengah-tengah masyarakat.*/YAT