“Kami berharap dukungan Satgas Udang, Pemprov, dan Pemerintah Pusat agar pengelolaan sumber daya perikanan kita lebih berdaya saing,” katanya.
Di sisi lain, Kadis Kelautan dan Perikanan Parigi Moutong, Mohamad Nasir, menyebut pembangunan industri terintegrasi ini akan menciptakan efek berganda.
“Selain meningkatkan PAD, industri ini membuka lapangan kerja baru, memperkuat posisi Parigi Moutong sebagai sentra udang di Sulawesi Tengah, serta mendorong tumbuhnya usaha-usaha turunan,” ungkapnya.
Turut hadir pada rapat tersebut, Komisi II DPRD, Kepala Bappeda, Bapenda, serta jajaran direksi perusahaan tambak yang beroperasi di Parigi Moutong, seperti PT Esaputili Prakarsa Utama, PT Parigi Aquakultura Prima, PT Graha Tambak Pinotu, PT Udang Teluk Tomini, PT Sinergi Usaha Makmur, PT Indocipta Karya Anugrah, hingga PT Maxmar Group.
Tokoh daerah, H. Karman Karim, salah satu pengusaha tambak udang juga hadir, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor demi percepatan terwujudnya kawasan industri udang modern.
Dengan dukungan berbagai pihak, Parigi Moutong optimis menjadikan udang bukan hanya komoditas ekspor, melainkan motor pertumbuhan ekonomi baru yang memberi manfaat langsung bagi PAD dan kesejahteraan masyarakat pesisir. */AJI