SULTENG RAYA-Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia telah menunjuk dua sekolah di Kota Palu sebagai Pilot Project Penerapan Trigatra Bangun Bahasa di Sulawesi Tengah, yakni SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa dan SMPN 19 Palu.

Penunjukan itu ditandai dengan penandatanganan prasasti Trigatra Bangun Bahasa di dua sekolah oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia, Hafidz Muksin disaksikan oleh Kepala Balai Bahasa Sulawesi Tengah, Syarifuddin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, serta Kepala SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa, Irfan, dan Kepala SMPN 19 Palu, Abdul Rasyid.

Penandatanganan tersebut berlangsung di dua sekolah itu, pada Rabu (24/9/2025) pagi, di awali di SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa.

Kedua sekolah tersebut dijadikan pilot project Trigatra Bangun Bahasa karena dinilai paling tepat. SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa sejak didirikan pada tahun 2014 dan diresmikan di tahun 2015 oleh Zalzulmida A. Djanggola sudah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kegiatan resmi, sekaligus berupaya menjaga keberlangsungan bahasa daerah dalam hal ini Bahasa Kaili, serta mengajarkan peserta didiknya bahasa Asing, yakni Bahasa Inggris.

Bukan hanya itu, sekolah ini juga telah mengukir berbagai prestasi, baik di tingkat lokal hingga internasional. Bahkan tiga tahun berturut-turut telah menerima Bos Kinerja. Sementara SMPN 19 Palu, selain berdekatan dengan Kantor Balai Bahasa Sulawesi Tengah, juga dinilai sebagai representasi peserta didik penutur bahasa Kaili di Kota Palu.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia, Hafidz Muksin berharap, kedua sekolah itu dapat menjadi contoh penerapan Trigatra Bangun Bahasa dan berimbas ke sekolah lain. Untuk itu, para guru harus menanamkan kesadaran dan mencontohkan penerapan tiga prinsip kebahasaan kepada peserta didik, mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

“Olehnya itu para guru harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi pada kegiatan formal di sekolah, dalam penyampaian materi di dalam kelas, namun di sisi lain bahasa daerah juga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, bisa melalui kegiatan muatan lokal, begitu juga dengan bahasa asing, sebagai masyarakat global penguasaan bahasa asing sangat penting dalam pergaulan internasional,”ujar Hafidz Muksin.

Kepala Balai Bahasa Sulawesi Tengah, Syarifuddin memastikan jika pihaknya telah membentuk tim pendampingan ke sekolah-sekolah yang ditunjuk sebagai Pilot Project Penerapan Trigatra Bangun Bahasa tersebut, bertujuan untuk memastikan itu berjalan sebagaimana semestinya. “Ada tim pendampingan yang dibentuk, untuk memastikan itu berjalan dengan baik,”sebutnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, menyambut baik penunjukan kedua sekolah itu sebagai Pilot Project. Dengan harapan kedua sekolah itu dapat menerapkan  dengan baik sehingga dapat berimbas ke sekolah lainnya.

Khusus pelestarian bahasa daerah sebut kadis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu telah mencetak buku Muatan Lokal (Mulok) Bahasa Kaili dengan berbagai dialeg dan telah diedarkan di satuan pendidikan dasar di Kota Palu, sebagai upaya pelestarian bahasa kaili, mengingat berdasarkan hasil penelitian salah satu bahasa daerah yang terancam punah adalah Bahasa Kaili.

“Olehnya itu, kami sangat menyambut positif Trigatra Bangun Bahasa ini, karena bagian dari upaya pelestarian bahasa daerah,”sebutnya. ENG