SULTENG RAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulawesi Tengah dan Tim Pertumbuhan Ekonomi Daerah menyelenggarakan Pelatihan Ekspor dan Business Matching bagi pelaku usaha packing house komoditi durian di Hotel Khas Palu.
Kegiatan itu menjadi langkah strategis demi mendorong pengembangan ekonomi daerah dengan memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di pasar global.
Sulteng dinilai memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil durian unggulan. Namun, sebagian besar produknya masih dipasarkan dalam bentuk segar di pasar lokal sehingga nilai tambahnya belum maksimal.
Melalui kegiatan sinergi itu, diupayakan dapat membekali pelaku usaha dengan pengetahuan ekspor dan prosedurnya, pemenuhan standar mutu internasional, sistem ketertelusuran produk, strategi pemasaran digital, serta akses pembiayaan dan asuransi ekspor. Dengan demikian, pelaku usaha tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga memiliki peluang nyata untuk menembus pasar global.
Acara dirangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Balai Karantina, Dinas Pangan, BPR Binarta Luhur, dan beberapa packing house durian.
Peserta juga menerima materi strategis dari berbagai pihak, diantaranya: (1) strategi penguatan ekonomi daerah, (2) pemfasilitasan ekspor, (3) pengembangan UMKM ekspor, (3) mengenai ketentuan kepabeanan, (4) strategi pemasaran digital, dan (5) dukungan pembiayaan dan asuransi ekspor.
Gubernur Sulteng, Anwar Hafid menyampaikan apresiasinya dan menegaskan bahwa pelatihan itu merupakan kesempatan berharga bagi pelaku usaha durian untuk memperluas wawasan dan jejaring dan meningkatkan kapasitas agar durian daerah tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional dengan kualitas yang berdaya saing.
“Durian Sulteng harus kita dorong menjadi ikon ekonomi kreatif daerah. Selain diekspor dalam bentuk segar, durian juga berpotensi diolah menjadi produk bernilai tambah yang dapat membuka lapangan kerja, menggerakkan UMKM, serta memperkuat branding Sulteng di pasar global,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, menegaskan kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan pelaku usaha.
“Melalui pelatihan ekspor dan business matching ini, kami ingin memastikan pelaku usaha lokal tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga memiliki dukungan akses pembiayaan, pasar, dan ekosistem usaha yang inklusif untuk mendorong ekspor berkelanjutan,” ujarnya. RHT