Kematian pengemudi ojol di Senayan tidak boleh berlalu begitu saja. Nyawa yang melayang harus menjadi momentum untuk perubahan sistemik. Tujuh polisi yang ditangkap terkait kasus ini adalah langkah awal, tetapi yang lebih penting adalah memastikan tragedi serupa tidak terulang.
Kita semua bertanggung jawab untuk menciptakan Indonesia yang bebas kekerasan. Mulai dari cara kita berinteraksi dengan tukang parkir, pengemudi ojol, atau siapa pun yang kita temui dalam keseharian. Pendidikan antikekerasan bukan hanya tugas institusi formal, tetapi juga komitmen setiap warga negara untuk membangun peradaban yang lebih beradab.
Mari kita jadikan tragedi ini sebagai titik balik menuju Indonesia yang lebih manusiawi—di mana setiap konflik diselesaikan dengan dialog, bukan dengan tindasan; di mana setiap nyawa dihargai, termasuk mereka yang mencari rezeki dengan mengendarai motor di jalanan ibu kota yang keras ini.*