Di bagian lain, Gubernur Anwar Hafid mengabarkan bahwa Gubernur Sulbar Suhardi Duka siap mengalihkan calon jamaah haji dari wilayahnya ke Sulteng jika permohonan menjadikan Bandara Internasional Mutiara SIS Aljufri sebagai embarkasi haji dikabulkan.
Jarak yang lebih dekat ke Palu daripada ke Makassar kata Gubernur Anwar adalah salah satu pertimbangan yang diambil agar memudahkan perjalanan spiritual ke Tanah Suci bagi ribuan calon jamaah dari dua daerah bertetangga ini.
“Gubernur Sulawesi Barat sangat mendukung Bandara Internasional Mutiara SIS Aljufri menjadi embarkasi haji,” ujarnya setelah berkomunikasi telepon dengan Gubernur Sulbar.
Sementara itu, agar lompatan baru dalam sejarah penyelenggaraan haji Sulteng ini terwujud, maka Kanwil Kemenag Sulteng menyebutkan 3 syarat yang jadi penilaian Kemenag untuk menetapkan bandara embarkasi haji yakni quota, fasilitas bandara dan daya tampung asrama haji.
Dari segi quota, bandara embarkasi haji harus mampu melayani minimal 4.000 jamaah haji.
Terkait itu, pihak kanwil menerangkan bahwa quota haji Sulteng saat ini, sebanyak 2.000 dan jika digabung dengan quota Sulbar sebanyak 1453 ternyata belum mencapai jumlah minimal.
Untuk itu, Sulteng harus mencari tambahan calon jamaah haji dari provinsi lain seperti Gorontalo dan Sulut agar syarat quota terpenuhi.
Dari segi fasilitas bandara sendiri, misalnya dengan penambahan panjang landasan pacu hingga 3000 meter agar memenuhi standar bandara internasional. diyakini akan memperbesar peluang Mutiara SIS Aljufri direstui menjadi bandara embarkasi haji.
Sementara poin terakhir menyangkut kapasitas asrama haji, disebutkan bahwa saat ini Asrama Haji Palu memiliki sekitar 450 tempat tidur dan diharapkan agar jumlah ini dapat ditingkatkan dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan kloter.