Ia juga menyoroti persoalan daya beli masyarakat yang tergerus, meski ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh pesat hingga 8,9 persen.

Anwar Hafid mengungkapkan bahwa perputaran uang dari industri besar seperti di Morowali dan Morowali Utara belum memberi dampak maksimal bagi ekonomi lokal.

“Setiap bulan, Rp300 miliar dari industri beredar di daerah, tapi hanya bertahan tujuh hari karena tidak ada ekosistem ekonomi yang menahan uang itu. Belanja dan rekreasi justru dilakukan di luar provinsi,” ungkapnya.

Karena itu, ia mendorong kolaborasi semua pihak dalam mendukung BUMD Pangan sebagai instrumen pemerataan harga dan penguatan distribusi logistik pangan antarwilayah.*WAN