Semua materi yang disampaikan agar peserta (petani sawit) dapat menghadapi berbagai tantangan yang saat ini dihadapi industri sawit, mulai dari legalitas, perubahan iklim, tumpang tindih lahan, isu kampanye negatif, hingga rendahnya produktivitas.

“Untuk pengelolaan kebun sawit dengan produktivitas yang diinginkan, tentu tidak terlepas dari SDM yang terampil dan berkompeten. Untuk itulah, pelatihan petani sawit diadakan supaya petani sawit dapat mengelola kebun dengan baik dan benar sesuai dengan standar Good Agriculture Practices (GAP). Dan, yang tidak kalah penting usai pelatihan, peserta dapat menjadi agen perubahan untuk pengelolaan kebun sawit yang lebih baik, serta dapat menularkan ilmu ke petani sawit lainnya, di daerah masing-masing,” kata Idum.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma – Ditjenbun, Kementerian Pertanian, Ir. Baginda Siagian, M.Si menegaskan agar peserta pelatihan mengikuti dengan baik, sebab kesempatan tidak datang dua kali.

“Jadi, kami berharap kepada seluruh peserta pelatihan petani sawit dari Kabupaten Morowali Utara dapat memanfaatkan dengan baik dan optimal. Apa yang disampaikan oleh para instruktur menjadi modal untuk mengelola kebun agar lebih baik. Gunakan kesempatan ini dengan baik, agar ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat terserap atau diterima dengan baik dan dapat diterapkan di lapangan (kebun),” tegasnya secara virtual pada Sabtu (2 Agustus 2025).

Dijelaskan Baginda, kenapa pelatihan petani sawit perlu diadakan? Saat ini produktivitas kebun sawit yang dikelola petani masih cukup rendah, 3 – 3,5 ton CPO/Ha/tahun.  Sementara, potensi untuk ditingkatkan menjadi 5 – 6 ton CPO/ha/tahun masih bisa.

“Peningkatan produktivitas nantinya berpengaruh pada peningkatan produksi sawit di Indonesia, salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Peningkatan produktivitas dan produksi sawit menjadi tanggung jawab kita bersama yaitu petani, pemerintah dan perusahaan sawit,” jelasnya.

“Untuk itu, sekali lagi kami berpesan kepada seluruh peserta petani sawit dari Kabupaten Morowali Utara untuk mengikuti pelatihan dengan baik. Sehingga bisa berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan produksi sawit nasional,” imbuh Baginda.  *WAN