Wagub Reny menegaskan bahwa kakao merupakan komoditas unggulan Sulteng yang memiliki nilai strategis dalam perekonomian daerah. Selain berkontribusi pada pendapatan petani, kakao juga berpotensi besar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan daya saing daerah di pasar nasional maupun internasional.
“Kita memiliki tanah subur dan iklim yang mendukung. Dengan sinergi lintas sektor, kita bisa menjadikan Sulteng sebagai salah satu sentra kakao berkualitas terbaik di Indonesia,” ujar Wagub.
Kegiatan FGD ini menjadi ajang bagi seluruh pihak untuk berbagi pengetahuan, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan strategi pengembangan ekosistem kakao secara berkelanjutan. Beberapa tantangan yang dibahas meliputi penggunaan bibit yang berkualitas rendah, perawatan tanaman, keterbatasan akses pasar, hingga pengaruh perubahan iklim.
Namun, peluang besar juga terbuka lebar, di antaranya peningkatan kualitas melalui pelatihan petani, diversifikasi produk kakao menjadi olahan bernilai tambah, sertifikasi organik, serta optimalisasi pemasaran digital.
FGD yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama Kementerian UMKM ini diharapkan menghasilkan langkah konkret yang dapat memperkuat posisi Sulteng sebagai salah satu penghasil kakao unggulan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kakao di daerah.
Menutup sambutannya, Wagub menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta FGD atas partisipasi dan komitmennya.
“Mari kita jadikan FGD ini sebagai momentum sinergi nyata. Dengan kolaborasi yang kuat, kita mampu membangun ekosistem kakao yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan demi Sulteng Nambaso” tuturnya.
FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, Sekretaris Badan Bank Tanah, Jarot Wahyu Wibowo, serta Ketua Perkumpulan Petani Kakao Terintegrasi, Ruslan. *WAN