SULTENG RAYA – PT Vale Indonesia melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) punya program biodigester nickel (Bioni) di kawasan kuliner Puja Sera, Simpang Tiga Magani, Sorowako.
Program itu didapuk menjadi upaya mengkampanyekan keberlanjutan dan pengelolaan sampah organik kepada masyarakat, serta menjadi aksi nyata Perseroan dalam mencapai misi nol sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau zero waste to landfill pada 2050.
Manager Environment PT Vale, Umar Kasmar, menjelaskan bahwa program ini berangkat dari hasil riset pemilahan sampah di Segregation Plant PT Vale, yang menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen sampah – dibuang ke TPA merupakan sampah organik.
“Sampah organik ini kami olah dengan metode anaerob, menggunakan bakteri untuk menghasilkan gas metan. Gas ini sangat rendah tekanannya sehingga aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,” ujar Umar pada kegiatan media visit PT Vale, Ahad (27/7/2025).

Menurutnya, selain menghasilkan gas, proses biodigester juga menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Nilainya bukan cuma di gas, tapi juga di POC. Harapan kami ini bisa jadi media komunikasi ke masyarakat bahwa sampah bisa dimanfaatkan jika dipilah dengan baik sejak awal,” katanya.
Dengan demikian, program biodigester memberikan dua nilai tambah yakni sebagai sumber energi alternatif dan produk pendukung pertanian ramah lingkungan.
Biodigester yang ditempatkan di Pasar Magani ini mampu mengolah hingga 100 kilogram sampah organik per hari. Hasilnya, gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk empat tungku kompor secara bersamaan selama enam jam, sementara POC yang dihasilkan mencapai 40–50 persen dari total bahan yang diolah.
Pemilihan Pasar Magani sebagai lokasi program dilakukan karena merupakan area publik yang mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, lokasi tersebut cukup dekat dengan sumber-sumber sampah organik yang merupakan bahan baku utama pembuatan biodigester.
PT Vale berharap program ini dapat menjadi contoh nyata pemanfaatan sampah organik dan mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah sejak dari rumah. RHT