Sementara untuk angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Patuh Tinombala 2025 sebanyak 37 kasus, sedangkan Operasi Patuh 2024 hanya terjadi 33 kasus laka atau naik 12 persen. Dengan korban meninggal 6 jiwa, luka berat 22, luka ringan 46 dan kerugian materiil Rp 146.400.000,,”ungkapnya.
“Kendaraan yang terlibat Kecelakaan lalu lintas didominasi sepeda motor 45 unit, mobil penumpang 8 unit, mobil barang 8 unit, bus 2 unit, kendaraan khusus 3 unit,” tambah Sugeng.
Berdasarkan status jalan, kecelakaan terjadi di Jalan Nasional 12 kasus, Jalan Provinsi 15 kasus, Jalan Kabupaten/Kota 10 kasus. Sugeng juga menyebut, faktor manusia menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan, yaitu melanggar batas kecepatan 6 kasus, tidak menjaga jarak 5 kasus, mendahului/berbelok/pindah jalur 11 kasus, berpindah lajur 2 kasus, tidak memberikan lampu isyarat berhenti/berbelok/berubah arah 4 kasus, tidak mengutamakan pejalanan kaki 5 kasus, lain-lain 4 kasus.
Operasi Patuh Tinombala 2025 telah berakhir, walaupun demikian masyarakat diimbau untuk senantiasa budayakan tertib berlalulintas. “Kita dukung upaya pemerintah dengan menyuseskan pencanangan hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,”kata Sugeng. AMR