Tak ketinggalan sektor mineral, selain nikel yang jadi primadona Sulteng, gubernur berencana untuk mengangkat potensi mineral yang juga tak kalah menjanjikan seperti emas, bijih besi dan tembaga dengan penerapan good mining practice. “Kekuatan fiskal kita tidak besar sehingga butuh kerjasama,” ujarnya menekankan pentingnya kolaborasi.

Sebagai langkah konkrit, gubernur menawarkan wilayah barat Sulteng sebagai prioritas peta investasi ke depan yang menjanjikan, ke pihak konsorsium. “Silahkan pilih yang mana dan mau masuk (berinvestasi) di mana,” harapnya agar pihak konsorsium Tiongkok secepatnya memutuskan pilihan dari berbagai sektor yang sudah ditawarkan.

Terkait ajakan gubernur, perwakilan konsorsium menyambut baik dan menyampaikan rencana tatap muka langsung antara Gubernur Anwar Hafid dan sejumlah pimpinan perusahaan dalam konsorsium, di Jakarta dalam waktu dekat.

Di kesempatan yang sama, ia juga menyerahkan dokumen company profile konsorsium perusahaan Tiongkok yang antara lain bergerak di pengembangan energi hijau, farmasi, pertanian, furniture dan sebagainya.

Turut menyertai gubernur, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Rudi Dewanto, S.E.,M.M dan beberapa pejabat terkait. *WAN