Tantangan terbesar adalah sifat anonim dan cepatnya peredaran informasi di dunia digital yang membuat orang mudah tergelincir pada perilaku buruk tanpa merasa bersalah. Konten viral sering lebih mementingkan sensasi daripada kebenaran. Maka diperlukan kesadaran kolektif untuk mengembalikan nilai-nilai akhlakul karimah dalam berkomunikasi digital.

Upaya yang dapat dilakukan?

Perlu langkah bersama banyak pihak untuk terus menjejalkan literasi digital, sehingga pengguna digital lebih bijak dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk kepentingan yang bersifat positif. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain pendidikan digital berbasis akhlak sejak usia dini, penyebaran konten positif dan inspiratif melalui media sosial, keteladanan dari tokoh publik dan influencer muslim dalam menjaga etika digital, dan kampanye literasi digital berbasis agama dan budaya di lembaga pendidikan dan masyarakat umum.

Semoga dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, setiap status, postingan, atau komentar kita bisa menjadi amal jariyah. Atau justru, kita memilih yang sebaliknya menjadi dosa yang terus mengalir karena enggan memberikan warna dan akhlak yang baik dalam memanfaatkan perkembangan digital. Wallahu alam bishawab. ***

(Tulisan ini pendapat pribadi, bukan sikap media atau organisasi)