Para narasumber menyampaikan edukasi dari berbagai perspektif—kesehatan reproduksi, sosial, hukum, hingga agama—terkait risiko perkawinan anak dan kaitannya dengan stunting. Kehamilan pada usia remaja dipaparkan dapat menghambat pemenuhan gizi janin dan berdampak serius terhadap tumbuh kembang anak.
“Sosialisasi ini merupakan langkah penting dalam mencegah dampak jangka panjang dari kehamilan usia dini, termasuk risiko stunting yang mengancam kualitas generasi mendatang,” ujar Muhammad Suheri Sastri.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dan diikuti antusias oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari remaja, kader posyandu, orang tua, hingga tokoh masyarakat. Diskusi berlangsung interaktif, membuka ruang partisipatif bagi peserta untuk berbagi pandangan dan pengalaman.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Tengku Muhammad Rum, menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui edukasi kesehatan reproduksi, kegiatan ini turut mendukung kehidupan sehat dan sejahtera (SDG 3), serta mendorong anak-anak untuk tetap berada di jalur pendidikan (SDG 4). Di sisi lain, kegiatan ini juga berperan dalam memperkuat kesetaraan gender (SDG 5) dengan mendorong remaja perempuan memiliki kendali atas masa depannya, serta memperkuat peran kelembagaan lokal dalam melindungi anak dan ketahanan sosial masyarakat (SDG 16).
“Melalui kegiatan ini, Pertamina Patra Niaga FT Poso berharap dapat memperkuat sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” tutup Rum. *WAN