Selain itu, Gubernur Anwar Hafid juga mengusulkan pembangunan ruas jalan Palu-Kulawi-Gimpu-Peana-Kalamanta hingga batas Sulawesi Selatan yang diestimasi memangkas jarak hingga 200 kilometer dengan wilayah Sigi sebagai pintu masuknya, jika dibandingkan dengan menempuh jalan poros Mangkutana (Sulsel)-Pendolo (Poso).

Selain menghemat waktu dan jarak tempuh, jika pembangunan terealisasi akan berdampak positif bagi pariwisata dengan terangkatnya destinasi wisata seribu megalit dan kawasan biosfer Taman Nasional Lore Lindu.

Tak hanya di kawasan Pasigala dan Parigi Moutong, gubernur juga memberi perhatian serius terhadap pembangunan jalan yang menyentuh wilayah timur Sulteng khususnya di Kabupaten Banggai.

Tepatnya ruas jalan di area ‘kepala burung’ sebagai katalisator bagi masuknya investor, terutama pengembangan potensi tambang udang yang menjanjikan di kawasan ini.

Pemerataan pembangunan infrastruktur jalan lewat BERANI Lancar juga menyentuh wilayah-wilayah kepulauan yang menjadi destinasi wisata yakni jalan lingkar di Kepulauan Togean (Tojo Unauna), ruas Tonusu-Pendolo (Poso) mengitari Danau Poso dan ruas jalan Salakan ke Paisupok (Banggai Kepulauan).

“Paisupok ini menurut informasi Pak Menko adalah danau terjernih di dunia,” ucap gubernur menyanjung keindahan danau Paisupok yang sudah mendunia.

Prioritas lainnya juga ditujukan pada ruas jalan penghubung antara Morowali Utara dan Banggai yang merupakan sentra industri di Sulteng.

Lalu di bagian utara yakni ruas jalan nasional penghubung antara Kabupaten Tolitoli dan Buol yang sudah lama dikeluhkan dan jadi aspirasi masyarakat untuk segera diperbaiki Kementerian PU lewat Balai Jalan.

“Apa yang kami sampaikan semoga direspon,” harap Gubernur Anwar Hafid ke Menko AHY yang akhirnya berkesempatan hadir di kantor gubernur Sulteng untuk pertama kalinya. *WAN