Ia juga mengingatkan akan pentingnya menyiapkan generasi Alpha dalam menghadapi era teknologi. Menurutnya, puncak bonus demografi Indonesia pada 2045 hanya akan membawa manfaat apabila generasi muda disiapkan sejak dini melalui pendidikan berbasis teknologi dan karakter.
“Penguasaan teknologi tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pemahaman etika. Maka dari itu, dalam pelatihan ini para fasilitator juga mengajarkan bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab,” ujar Hardi.
Sementara itu, Kepala LPMP Sulawesi Tengah, Sinar Alam, menyambut baik kegiatan tersebut dan menilai bahwa mayoritas peserta merupakan guru-guru muda yang potensial. Ia berharap para peserta dapat mengimplementasikan materi pelatihan di sekolah masing-masing.
“Pelatihan ini sangat penting, terlebih bagi sekolah penggerak yang menjadi sasaran utama program prioritas kementerian. Kehadiran guru-guru terlatih ini adalah langkah awal untuk mengenalkan KA kepada siswa, walaupun masih dalam bentuk mata pelajaran pilihan,” ujar Sinar Alam.
Ia menambahkan bahwa sekolah-sekolah yang telah mengutus guru untuk mengikuti pelatihan diharapkan mulai menerapkan mata pelajaran tersebut. “Sayang sekali bila negara telah menggelontorkan anggaran untuk pelatihan, namun hasilnya tidak dimanfaatkan,” tegasnya.
Direktur LPP Mitra Edukasi Indonesia, Dr. Budiman Jaya, menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya merupakan salah satu dari yang ditunjuk Dirjen GTK Kemendikdasmen untuk melaksanakan pelatihan Koding dan KA. Lembaganya ditunjuk melakukan pelatihan di delapan provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Tengah, Sulawesi Barat, Sumatra Utara, Jawa Barat, dan Bengkulu.