“Jadi, pupuk kompos itu akan disuplai ke tenant dalam kawasan IMIP untuk penghijauan di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun, ada juga beberapa instansi Pemerintah seperti sektor pendidikan dan kesehatan ketika membutuhkan pupuk untuk penghijauan di area sekolah atau perkantoran, maka kami distribusikan juga,” jelas Burhan.

Selain menjadi kompos, IMIP mengolah sampah organik menjadi maggot yang digunakan untuk pakan ikan. Masyarakat banyak melakukan studi tour ke IMIP untuk melihat lebih jauh cara pengolahan sampah organik menjadi lebih bermanfaat. Menurutnya, maggot mampu mengurai sampah organik dengan cepat dan efisien. Limbah dari budidaya maggot juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang meningkatkan kesuburan tanah, bahkan menjadi sumber pakan ternak kaya nutrisi.

Proses pengolahan sampah organik dengan maggot dilakukan dengan memersiapkan bahan, membuat wadah yang sesuai untuk proses budidaya. Wadah ini bisa berupa kotak, ember, atau media lainnya yang terbuat dari bahan tak mudah rusak. Burhan mengatakan, sejak periode 2024 hingga 2025, IMIP berhasil memproduksi 394 kilogram maggot dari pengolahan sampah organik. Larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) tersebut dimanfaatkan sebagai pakan ikan dalam program uji coba budidaya perikanan yang dilakukan di dalam kawasan industri.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan rantai pengolahan limbah yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kami berharap pengelolaan sampah organik IMIP bisa menjadi percontohan yang dapat dikolaborasikan bersama masyarakat sekitar kawasan,” tandas Burhan. * WAN