“Kalau tidak ada keberlanjutan dan kolaborasi dengan Pemerintah Kota, program ini bisa berhenti begitu saja. Padahal, ini sudah memberikan dampak yang baik. Maka dari itu, kami melihat peluang kerjasama agar program ini bisa berlanjut dan diperluas,” tambahnya.
Menurut Riki, Wali Kota Palu merespons positif keberadaan program Gen G. Bahkan, direncanakan akan ada pertemuan lanjutan agar Pemerintah Kota Palu dapat terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program ini ke depan.
YGSI yang berbasis di Jakarta diketahui telah bekerja sama dengan tiga mitra lokal di Kota Palu, yakni Koalisi Perempuan Indonesia, LBH APIK Sulawesi Tengah, dan Celebes Bergerak.
Ketiganya menjalankan program Gen G di tujuh kelurahan di Kota Palu sebagai wilayah intervensi.
“Meskipun baru tujuh kelurahan, kami berharap ini bisa menjadi model yang direplikasi ke wilayah lainnya. Kami juga melibatkan unsur dewan adat untuk menjajaki kolaborasi dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak serta menekan angka perkawinan anak di Kota Palu,” tutup Riki.
Pemerintah Kota Palu menyambut baik inisiatif tersebut dan berharap kolaborasi lintas pihak ini dapat semakin memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan Palu sebagai kota yang ramah anak dan bebas dari kekerasan berbasis gender.ABS