Skenario Eskalasi Status
Skenario simulasi digodok mulai Mei 2025 dengan penyelenggaraan Table Top Exercise, suatu forum untuk mendiskusikan dan melatih skenario-skenario koordinasi dan tindakan penanganan situasi darurat. Dilanjutkan sosialisasi kepada masyarakat pada 10-14 Juni 2025, serta gladi bersih pra-simulasi pada Selasa, (17/6/2025).
Skenario simulasi merangkaikan alur komunikasi antar pihak saat terjadi eskalasi status, evakuasi warga dari lokasi terdampak, penanganan kondisi darurat, serta teknis pengakhiran kondisi darurat. Secara garis besar jalannya simulasi sebagai berikut:
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan potensi curah hujan tinggi dan badai. Hujan lebat terus-menerus mengguyur wilayah Luwu Timur, membuat ketinggian air di aliran Sungai Larona naik secara signifikan. Operator PLTA PT Vale pun mengaktifkan status Waspada.
Status tersebut dikomunikasikan oleh hydro operator kepada Head Energy and Logistics yang meneruskannya kepada Emergency Management Team (EMT) Coordinator. EMT bersurat kepada Bupati Luwu Timur, dengan tembusan kepada BPBD Luwu Timur, Kepolisian Resort Luwu Timur, Komandan Komando Militer 1403, dan pihak-pihak terkait lain sesuai dengan bagan alir laporan dan pemberitahuan RTD. Bupati menyebarkan informasi tersebut ke unit-unit kerja terkait agar siap siaga.
Sejalan waktu, kondisi muka air waduk menunjukkan kondisi makin mengkhawatirkan. Muka air waduk Karebbe mencapai elevasi 79,50m, muka air waduk Balambano mencapai elevasi 166,50m, dan muka air waduk Batubesi mencapai elevasi 319,70m. Sementara hujan masih berlanjut dengan intensitas tinggi, terjadi kerusakan pada struktur bendungan di mana tingkat keberhasilan perbaikan di bawah 50%. Status pun dinaikkan menjadi Siaga.
Oleh pihak External Relations PT Vale kondisi tersebut dikomunikasikan kepada Bupati Luwu Timur Luwu Timur, yang selanjutnya menginstruksikan jajarannya untuk bersiap melakukan evakuasi kalangan rentan. Antara lain anak-anak di bawah 12 tahun, ibu hamil, penyandang disabilitas, orang sakit, dan lanjut usia.
Saat kondisi berkembang cepat, di mana perbaikan kerusakan struktur bendungan tidak berhasil dan bendungan terancam jebol, status Awas pun ditetapkan. Sirene menjadi penanda bagi warga di wilayah terdampak genangan banjir untuk dievakuasi seluruhnya. Bupati kembali memerintahkan jajarannya untuk melakukan evakuasi menyeluruh.
Beberapa insiden terjadi saat evakuasi. Akibat kepanikan saat menuju muster point, beberapa warga terlibat kecelakaan lalu lintas di Balantang, juga seorang warga terpeleset masuk sungai dan terbawa arus Sungai. Seorang ibu hamil dievakuasi di Wewangriu.
Sementara sejumlah lansia membutuhkan bantuan di Desa Karebbe. Tim kesehatan, personel pemadam kebakaran, Satpol PP, kepolisian, dn SAR bahu-membahu bersama personel Fire and Emergency Services PT Vale mengarahkan warga menuju pos utama di Lapangan Merdeka dan Lapangan Verbeck. Tim gabungan melakukan clearance untuk memastikan semua warga di area berisiko telah dievakuasi.
Seiring waktu, kondisi cuaca berangsur membaik. Muka air bendungan telah kembali ke level normal operasi. Status pun diturunkan menjadi Aman dan dikomunikasikan ke pihak-pihak terkait. Sirene penanda dibunyikan. Bupati Luwu Timur kemudian secara resmi mengumumkan berakhirnya kondisi darurat banjir.