Tidak hanya gestur simbolik, kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura juga diisi dengan agenda substansial yang menghasilkan berbagai capaian konkret. Dalam Retret Pemimpin Indonesia–Singapura 2025, kedua negara menyepakati 19 bentuk kerja sama strategis lintas sektor. Hal ini mencerminkan keseriusan kedua negara dalam memperkuat kemitraan dan memperluas cakupan kerja sama bilateral, termasuk dalam sektor pertahanan, ekonomi hijau, dan penegakan hukum.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, berlangsung sangat produktif dan penuh semangat kolaboratif. Retret tersebut menghasilkan banyak terobosan yang bukan hanya mencerminkan hubungan bilateral yang solid, tetapi juga memberikan landasan baru bagi pembangunan bersama di tengah dinamika global yang terus berkembang.

Salah satu kesepakatan penting yang dihasilkan adalah komitmen untuk mempercepat implementasi perjanjian kerja sama pertahanan dan penyelesaian teknis atas pelatihan militer lintas negara. Ini menunjukkan kesiapan kedua negara untuk memperkuat keamanan kawasan dan meningkatkan interoperabilitas dalam menghadapi tantangan geopolitik. Tidak kalah penting, adanya kemajuan dalam mekanisme perjanjian ekstradisi turut menegaskan niat bersama untuk menegakkan supremasi hukum secara efektif dan transnasional.

Dalam aspek pembangunan berkelanjutan, Presiden Prabowo dan PM Wong menyoroti urgensi kolaborasi di bidang ekonomi hijau. Singapura dan Indonesia sepakat bahwa isu perubahan iklim menjadi tantangan besar, terutama bagi negara-negara kepulauan dan pulau kecil di Asia Tenggara. Untuk itu, kerja sama konkret dibangun melalui penandatanganan tiga nota kesepahaman yang mencakup perdagangan listrik lintas batas, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan kawasan industri berkelanjutan. Ketiga sektor ini membuka peluang besar bagi transformasi energi bersih dan pertumbuhan ekonomi berbasis lingkungan.