SULTENG RAYA — Project Manajer RBP REDD+ Sulteng, Edy Wicaksono mengatakan, demi menjaga kelestarian tutupan hutan di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), ada tujuh program atau skema dalam pelaksaan Result-Based Payment (RBP) Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+), guna mengurangi emisi gas rumah kaca di Sulteng.
Tujuh program yang akan dijalankan dalam dua tahun (2024-2026) program itu, yakni pengelolaan hutan lestari, peningkatan kapasitas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pemberdayaan masyarakat melalui perhutanan sosial, arsitektur REED+, penguatan Kampung Iklim (Proklim), serta optimalisasi perlindungan kawasan hutan.
“Untuk wilayah Sulteng dana yang dialokasikan untuk program penurunan emiisi rumah kaca ini kurang lebih Rp.43 Miliar, yang nantinya akan dikelola di tiga instansi sebagai liding sektor yakni Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Bappeda,”jelas Edy, belum lama ini.
Dia melanjutkan, Dinas Kehutanan Sulteng merupakan intansi yang lebih banyak menjalankan program RPB REDD+, dimana dinas tersebut menjalankan lima program, sementara Bappeda dan DLH masing-masing menjalankan satu program.
Edy menjelaskan, pelaksanaan program tersebut memberikan dukungan finansial berbasis kinerja kepada negara yang berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca, yang kemudian diimplementasikan kepada daerah-daerah di Indonesia yang memiliki tutupan hutan yang cukup luas.
“Tentunya fokus dari program ini ada pada pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan pelestarian keanekaragaman hayati,”jelasnya.
Sementara, Program Officer Kemitraan Sulteng, Kiki Rizky Amalia menambahkan, pihaknya selaku lembaga perantara atau kemitraan dalam pelaksanaan program tersebut menjalankan fungsi pendamping serta berkoordinasi dengan pemprov untuk mengelola dana-dana RBP REDD+ dalam menjaga tutupan hutan di Sulteng tetap lestari.
Dia juga meminta, peran media atau insan pers dapat menjadi kontrol dan pengawasan dari pelaksanaan program RBP REDD+, sehingga program global itu dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. AMR