Karding menargetkan agar mahasiswa tidak sekadar menjadi pekerja, tetapi pekerja profesional bergaji tinggi. Ia menyebut angka gaji Rp20 juta hingga Rp30 juta per bulan bukan mimpi, asal dibekali keterampilan dan kesiapan mental.
“Pulang-pulang bisa jadi juragan. Mahasiswa jangan takut. Jepang, Korea, Eropa, kami fasilitasi. Yang penting mau belajar dan berani mencoba,” ucapnya dengan semangat.
Tak hanya soal pelatihan teknis, Karding juga menekankan pentingnya literasi hukum dan keuangan. Banyak kasus, menurutnya, pekerja migran tertipu kontrak atau kehilangan hasil kerja karena tidak paham cara mengelola uang.
“Ada yang kirim semua uang ke rumah, ternyata dipakai suaminya nikah lagi. Ini karena kurang literasi. Harus belajar cara mengatur keuangan dan berinvestasi,” ungkapnya, memantik tawa sekaligus keprihatinan audiens.
Menutup orasinya, Karding mengajak mahasiswa UIN Datokarama untuk menjadikan kuliah bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi juga sebagai batu loncatan menjadi pemimpin masa depan—baik di dalam maupun luar negeri.
“Gunakan masa muda dan kesempatan kuliah sebaik-baiknya. Jangan takut merantau. Jadi pekerja migran yang legal dan terampil adalah bagian dari jalan sukses dan berkontribusi untuk negeri,” tutupnya. RHT