“Dukungan untuk Tahura Kapopo merupakan satu contoh bentuk implementasi yang ditujukan untuk mendukung kelestarian hutan dan sebagai salah satu bentuk dalam mendukung upaya mitigasi dan adaptasi terhadap risiko perubahan iklim dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat,”ujar Neng.

Sementara itu, Koordinator Program ROA, Urib mengatakan penanaman cendana seluas dua hektar di arboretum merupakan bagian dari strategi untuk konservasi spesies endemik dan langka di kawasan Tahura Kapopo dan sekitarnya.

“Cendana adalah simbol keberlanjutan.Penanaman pohon ini  dipilih sebagai langkah awal karena pohon ini memiliki nilai ekologis, budaya, dan ekonomi yang tinggi, namun populasinya terus menurun.Dengan menanamnya hari ini, kita menanam harapan untuk generasi mendatang,”ujar Urib.

Ditambahkan pula, Arboretum Tahura Kapopo nantinya akan menjadi ruang edukasi terbuka yang tidak hanya menampung berbagai jenis flora khas Sulawesi, tetapi juga berfungsi sebagai pusat penelitian, konservasi, dan wisata berbasis alam.

Sebelum penanaman pohon, rangkaian kegiatan kick off juga meliputi dialog interaktif tentang peran masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari dari desa-desa penyangga Tahura dan para pihak lainnya. Kegiatan tersebut juga dihadiri Florian Moder Koordinator Kluster Resilient Nature GIZ Indonesia, Yuliana Wulan Program Manager GIZ SOLUSI, Jonas Dallinger Implementation Manager GIZ SASCI+ dan beberapa Kepala Pengelolaan Hutan (KPH) di Sulteng. AMR