SULTENG RAYA – Kasus larangan mengikuti ujian bagi sejumlah siswa SMA Negeri 1 Ampana karena persoalan kerapian rambut telah menyulut keprihatinan dan menjadi sorotan tajam sejumlah pihak. Hal itu menimbulkan kekuatiran akan meningkatkan angka putus sekolah di Kabupaten Tojo Una-Una (Touna).
Aksi protes dilakukan sejumlah siswa dengan mendatangi komisi I DPRD Touna, Senin (26/5/2025). Kepada legislator, para siswa mengadukan betapa peraturan sekolah yang dianggap sepele dapat berdampak serius bagi masa depan anak-anak.
Pasalnya, para siswa dilarang mengikuti ujian diduga karena masalah guntingan rambut yang tidak sesuai dengan ketentuan sekolah.
Plt.Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Touna, Burhanudin Lahay, membenarkan adanya aksi tersebut. Namun,ia menekankan bahwa ini bukan sekadar pelanggaran tata tertib biasa. Kejadian ini merupakan ancaman nyata terhadap hak pendidikan dan berpotensi mendorong anak-anak putus sekolah.
Pemkab Touna, melalui Dinas Pendidikan dan DPRD, telah menyatakan komitmen kuat untuk mencegah peningkatan angka putus sekolah. Kasus ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi peraturan sekolah yang berpotensi diskriminatif dan merugikan siswa.