“Saya sudah hampir 20 tahun lebih di Desa Katu tetapi belum pernah melihat langsung kopi tua itu karena medan yang sangat sulit,” sebutnya.

Menanggapi masukan dari masyarakat Desa Katu, Kopi Enthusiast Ade Cholik Mustaqim dalam diskusi tersebut menyampaikan Desa Katu punya sejarah yang unik, sehingga punya peluang besar untuk mempromosikan kopi.

Sementara itu Direktur Relawan Untuk Orang dan Alam (ROA), Subarkan menilai film tersebut  menampilkan profil Desa Katu yang tidak dimiliki daerah lainnya. Dia berharap, film ini menjadi pintu masuk bagi publik untuk mengenal Desa Katu lebih dalam.

Dia mengatakan, film ‘Kopi Tua Desa Katu’ akan resmi diputar perdana di Festival Tampo Lore pada akhir Juni 2025 mendatang. AMR