SULTENG RAYA – Tingginya angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Provinsi Sulawesi Tengah menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Berdasarkan data terbaru dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Tengah, jumlah penyalahguna narkoba di daerah ini telah mencapai puluhan ribu orang, dengan rentang usia paling dominan berada pada kisaran 15 hingga 24 tahun, usia pelajar dan usia produktif.

Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan tersebut, pemerhati pendidikan yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Moh Rizal Masdul, menyuarakan keprihatinannya dan mengajak semua elemen masyarakat untuk mencari solusi bersama demi menyelamatkan generasi muda dari ancaman kehancuran akibat narkoba.

“Harus ada upaya preventif yang lebih masif, jika tidak maka generasi daerah ini secara bertahap kerusakannya akan lebih parah, dan jumlah yang menjadi korban akan semakin banyak,” ujar Rizal, Rabu (14/5/2025).

Menurutnya, angka puluhan ribu bukan sekadar data statistik, melainkan mencerminkan potret suram masa depan generasi bangsa. Rizal mengingatkan bahwa para korban penyalahgunaan narkoba itu sejatinya adalah anak-anak muda yang sebelumnya memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan, mulai dari calon lurah, kepala desa, camat, bupati, hingga gubernur, guru, polisi, dan tentara.

Namun, karena mereka terjerumus ke dalam lingkaran hitam penyalahgunaan narkotika, maka harapan-harapan besar tersebut kandas. “Itu bukan hanya angka, itu generasi. Mereka adalah aset daerah dan bangsa ini. Ketika mereka rusak karena narkoba, maka rusak pula harapan kita ke depan,” tegas Rizal.