Budaya ketidakjujuran yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa korupsi bukan hanya terjadi di kalangan pejabat. Korupsi bisa tumbuh subur di mana saja jika masyarakat permisif terhadap perilaku tidak jujur, sekecil apa pun itu. Menjarah truk kecelakaan, memotong antrean, menghindari bayar pajak, atau menyalahgunakan fasilitas umum adalah contoh kecil yang mencerminkan sikap tidak jujur. Jika hal-hal seperti ini dianggap biasa, maka tidak heran jika korupsi dalam skala besar terus terjadi.

Jika kita ingin benar-benar memberantas korupsi, maka perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Mengkritik pejabat yang korup memang perlu, tapi lebih penting lagi memastikan bahwa kita sendiri tidak melakukan hal serupa dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan moral di keluarga dan lingkungan sekitar memiliki peran penting dalam membentuk karakter jujur. Selain itu, kesadaran untuk menjaga integritas dalam hal kecil pun harus terus dipupuk.

Fenomena teriak korupsi karena belum ada kesempatan menunjukkan bahwa masalah korupsi tidak hanya ada di kalangan pejabat, tapi juga di masyarakat luas. Jika kita ingin perubahan nyata, maka kita harus berani jujur, bahkan ketika tidak ada yang mengawasi. Karena pada akhirnya, integritas bukan soal apa yang kita katakan, tapi apa yang kita lakukan saat kesempatan datang. Mungkin saran dari penulis, kalau ada orang yang perilakunya merugikan orang banyak, lebih baik dimiskinkan hingga diasingkan ke suatu pulau yang minim fasilitas sekeluarga untuk memberikan efek jera.***

Penulis adalah ASN di KPPN Tolitoli