Ketua panitia karya, I Wayan Swasta dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh krama dan umat.
“Karya ini bukan hanya kewajiban spiritual, tapi juga momentum kebangkitan rohani, penguatan jati diri umat, dan pemersatu antar sesama warga Pasek,” ujarnya.
I Wayan Swasta menambahkan, dengan semangat Tat Twam Asi, karya ini tidak hanya menjadi persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, namun juga menjadi jembatan kebersamaan antar umat Hindu yang tersebar di wilayah ini.
Di tengah zaman yang terus berubah, upacara seperti ini membuktikan bahwa akar budaya dan keyakinan tetap tumbuh kuat dan memberi arah dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk diketahui, pura ini pertama kali digagas pada tahun 1976 oleh sekitar 30 orang warga Pasek yang bermukim di wilayah Kotaraya dan sekitarnya.
Dengan semangat gotong royong dan bhakti yang tulus, mereka memulai pembangunan pelinggih pertama yang masih sangat sederhana—berbentuk turus lumbung.