AKBP Moh. Taufik dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun karakter masyarakat melalui penguatan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan nasionalisme dalam kehidupan beragama.
“Desa Tombi dipilih sebagai kampung moderasi karena masyarakatnya yang plural dan mampu hidup berdampingan dengan damai. Ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat menciptakan perubahan positif, yang diharapkan dapat menginspirasi daerah lain secara nasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, AKBP Taufik mengajak seluruh tokoh lintas agama untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya empat pilar moderasi beragama, yaitu wawasan kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, serta akomodatif terhadap budaya lokal.
Ia juga menegaskan agar masyarakat tetap menjaga keamanan, tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoaks, SARA, atau primordialisme yang dapat memecah belah kerukunan.
Dalam kegiatan tersebut, materi disampaikan secara mendalam oleh kedua narasumber. Ustaz Isram Lolo membawakan tema “Moderasi Beragama dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”, sedangkan Prof. Zainal Abidin menyampaikan paparan “Moderasi Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa”. Keduanya menekankan pentingnya hidup damai dalam keberagaman dan menjadikan agama sebagai rahmat, bukan alat perpecahan.