SULTENG RAYA-Pesantren tak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi kini juga diarahkan menjadi pilar penggerak ekonomi umat. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdin, dalam kegiatan Silaturahmi dan Perluasan Kemitraan Anggota HEBITREN yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Sulteng  bersama Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) Sulteng, Rabu (10/4/2025) di salah satu hotel di Palu.

Rusdin mengapresiasi inisiatif Bank Indonesia dan HEBITREN dalam mendorong pesantren untuk mandiri secara ekonomi. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas nasional Kementerian Agama yang telah dijalankan sejak 2020 melalui Direktorat Pendidikan Pesantren.

Ia menjelaskan, saat ini terdapat lebih dari 37.000 pesantren di Indonesia, termasuk 139 pesantren di Sulawesi Tengah yang telah memiliki izin operasional dan aktif terdaftar di Kementerian Agama. Jumlah santri secara nasional mencapai kurang lebih 4 juta jiwa.

“Ini adalah kekuatan luar biasa jika dapat dikelola secara efektif. Kemandirian ekonomi pesantren akan lebih mudah terwujud jika tercipta sistem yang mendukung pesantren untuk saling menjalin relasi dalam lini usaha,” jelas Rusdin.