Saat ini, Indonesia maupun Arab Saudi masih cenderung menggunakan metode rukyat dengan matlak lokal. Namun dua negara ini juga berbeda dalam kriteria menentukan visibility hilal, karena Indonesia menggunakan Imkanur Rukyat dengan kriteria ala MABIMS dan saat memantau hilal lebih cenderung menggunakan alat optik seperti teropong daripada melihat dengan mata telanjang langsung.
Sementara Arab Saudi murni menggunakan metode rukyat atau melihat langsung dengan mata telanjang maupun juga terkadang harus menggunakan alat bantu optik seperti teropong. Arab Saudi tidak menetapkan kriteria apapun selain bulan terlihat atau tidak terlihat. Tetapi hal itu, sesungguhnya bukan hal yang perlu dipertentangkan lagi, karena hal yang paling utama bagi umat Islam adalah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Karena saat ini, banyak orang tidak berpuasa akibat tekanan dunia.***