SULTENG RAYA — Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat, realisasi kumulatif pendapatan negara hingga November 2024 telah mencapai Rp11,84 triliun dengan kenaikan sebesar 21,23% (yoy).
Kepala Kanwil DJPb Sulteng, Yuni Wibawa, mengatakan, kinerja penerimaan pajak dalam negeri, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memiliki andil signifikan dalam pertumbuhan pendapatan negara.
Kata dia, penerimaan pajak dalam negeri terealisasi sebesar Rp9,22 triliun atau 86,37% dari target 2024 yang tumbuh sebesar 31,86% (yoy).
“Sampai dengan November tahun 2024, penerimaan pajak didominasi oleh penerimaan PPh Non Migas yang mencapai sebesar Rp5,79 triliun,” katanya, Jumat (27/12/2024).
Lanjutnya, penerimaan perpajakan internasional mencapai Rp1,67 triliun (83,76% dari target 2024). Dalam perspektif parsial, seluruh akun penerimaan yang dikelola DJBC tetap on-track sebagaimana target pada 2024.
Selanjutnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 30 November 2024 mencatatkan angka realisasi sebesar Rp951,5 miliar atau 153,28% dari target PNBP 2024 dengan pertumbuhan positif sebesar 5,41% (yoy).
Penerimaan terbesar PNBP berasal dari Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan (29,7%) pada Kementerian Dikbudristek, disusul oleh Penerimaan Izin Keimigrasian dan Izin Masuk Kembali (13,7%) yang dipungut oleh Kemenkum HAM, Pendapatan Jasa Kepelabuhanan (8,5%) pada Kemenhub, dan Penerimaan Modal TAYL (5,0%).
Sampai dengan 30 November 2024, realisasi belanja negara telah mengalami pertumbuhan di kisaran 7,74% yoy, ditopang oleh peningkatan realisasi TKD (14,05% yoy). Secara data, realisasi BPP sudah mulai mengalami pertumbuhan negatif sekitar 5,25% karena pagu 2024 memang lebih rendah daripada pagu BPP 2023.
Realisasi BPP ditopang dari tingginya serapan belanja barang sebesar Rp3,17 triliun, juga belanja pegawai sebesar Rp2,57 triliun. RHT