SULTENG RAYA-Terdapat puluhan pelajar tingkat SMP di Kota Palu terindikasi dan terpapar penyalahgunaan zat adiktif, hasil deteksi dini oleh badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu tahun 2024.
Puluhan pelajar yang terindikasi itu maisng-masing 33 positif mdma (ekstasi) dan 22 positif met/amp (shabu), 74 orang mengaku pernah menyalahgunakan lem fox, dan 39 orang mengaku pernah merokok dengan menggunkan tembakau gorilla.
Hal itu adalah hasil penjangkauan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu dari lima sekolah yang sempat dijangkau sepanjang tahun 2024.
Kepala BNN Kota Palu, AKBP Qori Wijaksono, S.I.K sangat menyayangkan kondisi tersebut, mengingat mereka ini adalah anak-anak yang masih di bawah umur, masa depannya masih sangat jauh, namun kini telah terpapar penyalahgunaan zat adiktif.
Itupun kata kaban, belum semua sekolah di Kota Palu yang mereka masuki. “Ini belum semua sekolah kami masuki, ini menandakan peserta didik kita dalam kondisi bahaya,”sebut kaban, saat refleksi akhir tahun di Kantor BNN Kota Palu, didampingi oleh Kebag Umum BNN Kota Palu, Nuraiman, S.Sos dan sejumlah pejabat fungsional lainnya, Selasa (24/12/2024).
Olehnya itu, kaban berharap agar para orang tua bisa melakukan pemantauan kepada putra-putrinya, sesibuk apapun kedua orang tua harus tetap bisa melakukan pengawasan dan pemantauan kepada anak-anak mereka. Sebab jika tidak, bisa salah memilih teman dan akibatnya menjadi penyalahguna narkoba.
Hal yang sama kepada kepala sekolah dan guru-guru, koordinasi dan kerjasama dengan orang tua sangat diperlukan dalam hal pembinaan dan pengawasan anak-anak, termasuk dengan melibatkan instansi atau institusi terkait.
Di tempat yang sama, Konselor Adiksi Ahli Muda, Nukman S.Sos, M.AP menambahkan bahwa para pelajar itu adalah hasil asesmen dan juga skrining serta hasil dari pemeriksaan urin. “Karena mereka ini masih di bawah umur, sehingga penanganan juga sangat berhati-hati, kami turun langsung ke lapangan ke sekolah mereka bekerjasama dengan guru BK melakukan pendampingan,”jelas Nukman.
Hal ini dilakukan karena jika mereka dibawah ke Kantor BNN Kota Palu, kelihatan anak berseragam pitih biru keluar masuk kantor BNN Kota Palu pasti mengundang perhatian masyarakat dan media, sehingga petugas BNN Kota Palu memilih datang langsung ke sekolah mereka masing-masing. “Ini demi menjaga privasi anak-anak, sekaligus mereka ini adalah asset bangsa. Dengan cara begini juga mereka tetap bisa melakukan proses belajar mengajar,”sebutnya. ENG