SULTENG RAYA — Sebanyak 55 keluarga berisiko stunting (KRS) menerima paket makanan siap santap yang disediakan oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Parigi Moutoung, Jumat (13/12/2024).
Kegiatan penyerahan berlangsung di aula pertemuan DP3AP2KB Parimo.
Pemberian paket ini merupakan implementasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang telah dilaunching oleh Menteri Kependudukan Pembangunan Keluarga/BKKBN pada 5 Desember 2024.
Adapun makanan yang diberikan terdiri dari nasi gemuk dengan suiran ayam, telur puyuh, dan ikan teri yang dilengkapi dengan susu UHT dan puding. Selain itu, peserta juga diberikan resep pembuatannya agar mereka dapat menerapkannya di rumah, memastikan pola makan bergizi yang lebih baik untuk anak-anak mereka.
Kepala Perwakilan, Tenny C. Soriton menuturkan, program ini merupakan rebranding dari program sebelumnya Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sistem yang sama, namun katanya kali ini harus benar-benar dipastikan mengacu pada data KRS hasil Pendataan Keluarga dengan pengkhususan sasaran.
“Program baru tapi sudah pernah di lakukan BAAS. Kita akan mencari mitra, stakeholder yg memiliki CSR, sasaran dipersempit. sasaran itu betul betul keluarga berisiko stunting, Mulai dari ibu hamil sampai keluarga punya anak 2 tahun,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Selasa (17/12/2024).
Selain intervensi nutrisi, Tenny juga menambahkan akan ada intervensi non nutrisi yang bisa diberikan bekerjasama dengan pihak terkait seperti akses air bersih, perbaikan jamban, edukasi pencegahan dan penanganan stunting.
Adapun hasil Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting di Parigi Moutong, dari 27,4 di Tahun 2022 menjadi 28,5 Thun 2023. Sehubungan dengan itu Sekretaris DP3AP2KB, Kartikowati, akan melakukan evaluasi dan langkah-langkah strategis guna memastikan intervensi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
Diharapkan dengan kolaborasi lintas sektor, keberadaan 76 Penyuluh KB dan keterlibatan masyarakat di 283 desa/kelurahan, angka stunting di Parigi Moutong dapat mengalami penurunan yang signifikan pada tahun-tahun mendatang.
“Kami memahami bahwa tantangan yang dihadapi sangat besar, terutama dengan terbatasnya jumlah tenaga yang ada di lapangan. Namun, kami tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dengan memaksimalkan sumber daya yang ada dan mengoptimalkan kerja sama antar sektor,” ungkapnya. */JAN