SULTENG RAYA- Universitas Tadulako (Untad) kembali ketambahan guru besar, kali ini sebanyak 10 orang mengikuti pelantikan dan pengukuhan Guru Besar melalui rapat senat di Aula Fakultas Kedokteran, Senin (2/12/2024).
Para guru besar yang dilantik dan dikukuhkan itu masing-masing Prof. Dr. Bakri Hasanuddin, SE., M.Si, Prof. Dr. Erwin Abd. Rahim, S.Si., M.Si, Prof. Dr. Unggul Wahyono, M.Si, Prof. Dr. Achmad Ramadhan, M.Kes, Prof. Dr. M. Rusydi H, M.Si, Prof. Dr. Nuraedah, S.Pd., M.Pd, Prof. Dr. Lufsyi Mahmudin, S.Si., M.Si, Prof. Dr. Ir. Moh. Hibban Toana, M.Si, Prof. Dr. Ir. Sakka Samudin, M.P, dan Prof. Dr. Elim Bunga Somba, M.Sc.
Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT menyampaikan selamat kepada para guru besar tersebut. Menjadi Guru Besar katanya merupakan cita-cita utama bagi setiap dosen, karena itu merupakan jabatan fungsional tertinggi yang ada di perguruan tinggi, jabatan Rektor dan Wakil Rektor memiliki batasan waktu, namun berbeda guru besar bisa dibawa sampai akhir hayat.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Untad telah ketambahan 47 Guru Besar. “Sebenarnya hari ini seharusnya 11 orang, namun satu diantaranya mengikuti kegiatan di kedutaan Amerika Serikat, sehingga terpaksa hanya 10 orang yang dilantik dan dikukuhkan. Kedepan dalam waktu dekat itu ada 8-17 orang menyusul,”sebutnya.
Kini kampus ini memiliki sebanyak 103 guru besar, ini dinilai merupakan capaian dan sekaligus tantangan yang luar biasa, karena Untad juga tengah mempersiapkan diri menuju PTN BH, Guru Besar sangat menunjang untuk mewujudkan impian tersebut.
Guru Besar merupakan bagian dari aset perguruan tinggi, pengembangan menuju BTN BH membutuhkan dua hal, pertama adalah sarana prasarana, dan kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM). “Guru Besar adalah Sumber Daya Manusia yang sangat menunjang,”sebutnya.
Prof Amar melanjutkan, bahwa pendapatan terbesar perguruan tinggi terdanama berasal dari SDM melalui penelitian dan kerjasama dari berbagai institusi, dari berbagai perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.
Untuk itu Ia berharap kepada para guru besar kiranya apa yang dicapai saat ini tidak berakhir begitu saja, namun ini menjadi awal untuk mengembangkan diri dan memajukan institusi, membuat kerjasama-kerjasama baru dengan berbagai institusi agar untad betul-betul bisa mencapai PTN BH dan akreditasi internasional.
Apa lagi katanya, ada tantangan besar yang akan di hadapai perguruan tinggi kedepan yakni pertama adanya ketimpangan akses, kedua ketimpangan kualitas, dan ketiga ketimpangan relevansi. “Untuk sangat diharapkan kerjasama yang baik dari para guru besar ini,”pesan Prof Amar. ENG