SULTENG RAYA – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Dr. Romo. H. R. Muhammad Syafi’i, S.H., M.Hum, mengingatkan masyarakat Sulawesi Tengah untuk senantiasa menjaga kerukunan antarumat beragama guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pesan ini disampaikan dalam acara silaturahmi dengan keluarga besar Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Sulawesi Tengah dan tokoh agama serta tokoh masyarakat di Aula MAN 2 Palu, Kamis (28/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Wamenag Syafi’i mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan umat beragama sebagai bagian dari tanggung jawab bersama untuk menjaga NKRI. Ia menegaskan bahwa keberagaman yang ada di Indonesia, baik dalam aspek agama, budaya, suku, dan bahasa, harus dihormati dan dipelihara dengan penuh rasa toleransi. Sebagai negara yang memiliki masyarakat majemuk, Indonesia harus menjadi contoh dalam hidup berdampingan secara damai meskipun memiliki perbedaan yang sangat beragam.
Wamenag mencontohkan bahwa nilai-nilai persatuan sudah dicontohkan oleh para pendiri bangsa sejak awal berdirinya Republik Indonesia. Salah satu contoh konkret yang disampaikan adalah perubahan Piagam Jakarta pada tahun 1945. Awalnya tertulis, “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” yang kemudian diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa.” Perubahan ini, menurut Wamenag, bertujuan untuk menjaga keutuhan bangsa dan menghindari perpecahan yang bisa mengancam persatuan Indonesia.
Lebih lanjut, Wamenag Syafi’i menjelaskan bahwa perubahan tersebut merupakan salah satu upaya besar untuk memastikan agar tidak ada satu kelompok pun yang merasa terpinggirkan, sehingga semua elemen masyarakat bisa hidup berdampingan dengan harmonis dan saling menghargai.
Wamenag juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah, yang telah berhasil menjaga kerukunan dan persatuan di tengah-tengah keberagaman. Ia berharap masyarakat dapat terus mengembangkan semangat kebersamaan, gotong royong, dan saling menghormati satu sama lain, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda.
“Tanpa persatuan, Indonesia tidak akan berarti apa-apa. Mari kita terus jaga kerukunan antarumat beragama, karena itu adalah pondasi penting dalam membangun bangsa ini,” tutupnya. ENG