SULTENG RAYA — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Perpustakaan dan Kerasipan (Dispusaka) Sulteng menyelenggarakan kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) tahun 2024 di Hotel Jazz, Jalan Zebra, Kota Palu, belum lama ini.
Kepala Dispusaka Sulteng, Muh. Idham, dalam sambutannya menyampaikan, PLM merupakan kegiatan pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk berbagi praktik terbaik, memperkaya ide, dan saling belajar. 
PLM, kata dia, dapat diselenggarakan untuk berbagai topik, seperti literasi, perpustakaan, dan transformasi; pada umumnya adalah program ini bertujuan untuk meningkatkan peran perpustakaan dalam memperkuat kemampuan literasi masyarakat, meningkatkan kreativitas, serta mendukung kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, terutama di daerah terpencil dan pedesaan.
“Mengapa harus dilaksanakan PLM di Sulteng? ini sebagai wadah bagi para pengelola perpustakaan dari berbagai daerah untuk saling belajar, berbagi praktik terbaik, dan memperkaya ide serta gagasan dalam mengembangkan program-program yang kreatif dan inovatif,” katanya.
“Acara ini diharapkan dapat memotivasi para peserta untuk memperkuat implementasi perpustakaan yang inklusif, dengan tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya menambahkan.
Kadis lanjut menjelaskan, PLM sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 mengenai organisasi perangkat daerah, perpustakaan berperan penting dalam penyediaan layanan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan komunitas.
Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini juga memiliki landasan hukum kuat melalui kebijakan nasional lainnya yang mendukung perpustakaan sebagai pusat literasi, ruang kolaborasi, dan pusat pemberdayaan masyarakat.
“Olehnya, kiranya bersama sama kita bisa lebih memahami PLM yang merupakan ajang untuk berbagi ide, belajar praktik baik, dan membangun jejaring. Peserta diharapkan dapat melanjutkan hasil proses self-assessment, menerapkan wawasan baru, dan menyusun rencana tindak lanjut. Semangat inklusi sosial dan transformasi melalui perpustakaan terus tumbuh, membawa harapan akan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera untuk semua warga Indonesia,” kata Kadis.
Pada kesempatan itu, Dispusaka Sulteng juga menyerahkan penghargaan kepada perpustakaan desa yang mengimplementasikan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TP-BIS).
Adapun yang meraih predikat juara tersebut yakni Terbaik 1 dari Desa Alakasing (Kabupaten Banggai Kepulauan), Terbaik 2 dari Desa Tagolu (Kabupaten Poso), Terbaik 3 dari Desa Boyomoute (Kabupaten Banggai Kepulauan). RHT