SULTENG RAYA — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng menyatakan telah melakukan sertifikasi 2.000 hektar kebun durian demi memenuhi standarisasi ekspor komoditi durian secara langsung dari Sulteng ke China.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas TPH Sulteng, Mahruddin mengatakan, besaran lahan yang telah tersertifikasi itu berada di empat kabupaten yakni Parigi Moutong, Poso, Sigi, dan Tolitoli.
Menurutnya, ekspor perdana yang langsung dari Sulteng ke China sejatinya akan dilakukan sekira Januari atau Februri 2025 mendatang sehingga pihaknya terus melakukan persiapan untuk memfasilitasi para petani. Dengan ekspor itu, ia berharap petani bisa mendapatkan harga yang layak untuk kesejahteraan mereka.
“Mereka (China, red) akan membuat permintaan kalau itu (kebun, red) adalah kebun yang teregistrasi,” katanya kepada Sulteng Raya, Rabu (13/11/2024).
Pasca-ekspor perdana itu nantinya, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap lahan tersertifikasi itu agar konsisten melakukan ekspor. Sebab, kata dia, saat ini daerah juga telah memiliki sarana packing house demi memudahkan pengemasan komoditi ekspor itu.
“Kita butuh kontinuitas. Karena sekarang kita sudah punya packing house, tiga jenis; durian beku, durian bentuk biji, dan dalam bentuk pasta. Saya kira, bisa terpenuhi keberlanjutannya,” ungkapnya.
Mahruddin mengungkapkan, potensi komoditi durian bukan hanya empat daerah itu, tetapi ada juga daerah lain seperti Banggai dan Morowali. Keterbatasan SDM-lah yang menjadi tantangan melakukan sertifikasi secara massif.
“Namun, kita akan terus berupaya semaksimal mungkin menambah jumlah lahan durian yang telah tersertifikasi. Agar nantinya, daerah kita ini punya ciri khas, kalau Malang terkenal dengan apel, kitapun akan bisa terkenal seperti itu. Kalau mendengar Sulteng, masyarakat di nasional ataupun internasional akan mengingat komoditi durian, jadi ciri khas,” tutupnya. RHT