SULTENG RAYA- Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Sulawesi Tengah (Sulteng) Ir. Burhanuddin A. Masse, S.Kom. M.I.Kom menyarankan agar ada pembatasan penggunaan Smar Phone pada peserta didik, baik di sekolah maupun di rumah.

Alasan pembatasan tersebut guna membangun kembali karakter anak bangsa untuk generasi emas 2045. Smart phone katanya, tidak bisa hanya dilihat sebagai sarana komunikasi yang mempermudah berbagai aktifitas manusia, melainkan juga ada dampak negatif bagi generasi muda jika tidak terkontrol dalam penggunaanya.

“Dengan adanya jaringan internet, maka apapun yang diinginkan oleh pengguna Smart Phone cukup lewat ketikan tangan semua bisa dilihat, baik dalam bentuk tulisan, maupun dalam bentuk tayangan video. Ini sangat berbahaya bagi anak-anak jika tidak terkontrol,”sebutnya, Sabtu (9/11/2024).

Tidak heran katanya, banyak anak-anak sekarang sudah berani melawan orang tua dan guru, karena mereka menyaksikan hal-hal seperti itu di HPnya. “Apa yang disaksikan anak, maka itu yang akan dia ikuti,”ujarnya.

Memang sebut Ketua STMIK Bina Mulia Palu ini, peserta didik juga banyak terbantu dengan adanya Smart Phone, sejumlah tugas sekolah dapat terselasaikan dengan aplikasi yang ada di Smart Phone, namun tidak menutup kemungkinan peserta didik membuka aplikasi lain yang sebenarnya tidak tepat jika digunakan oleh anak-anak seusia mereka. “Hal-hal seperti inilah yang semestinya di kontrol oleh guru dan orang tua, sangat berbahaya bagi generasi bangsa,”jelasnya.

Katanya untuk mewujudkan generasi emas 2045, lembaga pendidikan dituntut tidak hanya harus menghasilkan generasi cerdas secara intelektual, namun juga harus dilengkapi dengan karakter yang baik, sebagaimana yang disebut Profil Pelajar Pancasila.

Bukan hanya itu, intensitas penggunaan Smart Phone juga dapat merusak kesehatan terutama mata, belum lagi interaksi sosial antar sesama pelajar semakin berkurang, karena masing-masing sibuk di HP masing-masing. Untuk itu mantan Ketua APTISI Sulteng ini, menyarankan peserta didik untuk sekolah dasar dan menengah sebaiknya cukup mengunakan HP jadul yang hanya bisa menelpon, menerima telpon, dan SMS. “Cukup mereka bawa itu (ke sekolah) HP yang hanya bisa menerima telpon dan SMS orang tuanya, ini demi kebaikan anak bangsa,”saran Burhanuddin. ENG