***

OLEH: NADILA FORTUNA

Dalam lanskap bisnis yang kompetitif saat ini, organisasi semakin menyadari peran kritis “pengakuan” karyawan dalam membangun thriving workplace culture atau yang berarti budaya tempat kerja yang berkembang.

Ini menggambarkan lingkungan kerja yang aktif-produktif dimana karyawan merasa dihargai, termotivasi, dan terlibat, serta berkontribusi secara positif terhadap tujuan organisasi, tak terkecuali organisasi-organisasi pemerintahan termasuk di dalamnya KPPN Tolitoli.

Kita pahami bahwa pegawai/karyawan dalam organisasi memegang peranan penting dan strategis sebagai pemikir, perencana, pelaksana, sampai dengan pengendali aktivitas di organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan, tentunya pegawai memerlukan dorongan untuk bekerja lebih giat. Mengingat betapa pentingnya peran pegawai dalam organisasi, perhatian yang serius terhadap tugastugas mereka sangat diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan.

Dengan motivasi dan dorongan kerja yang baik, pegawai akan lebih bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya, pegawai cenderung merasa kesulitan, demotivasi atau kehilangan semangat bahkan menjadi mudah menyerah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya apabila tidak ada dorongan dan motivasi tadi. Untuk itu diperlukan stimulus yang dapat mendorong dan mengembalikan tingkat produktivitas dan kinerja pegawai agar lebih maksimal.

Memberikan apresiasi kepada pegawai kini bukan lagi sekadar formalitas, melainkan menjadi landasan penting dan utama dalam menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Stimulus atau apresiasi yang dimaksud tidak selalu berupa insentif (uang), namun bisa dari hal-hal sederhana seperti ungkapan terima kasih atas usaha yang telah dilakukan pegawai. Meskipun mengucapkan terima kasih adalah hal dasar dan umum dilakukan dilingkungan kerja, namun hal ini menjadi tanda bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan pegawai dihargai dan diakui.

Mengakui dan mengapresiasi kontribusi pegawai tidak hanya mempererat hubungan positif antara manajemen dan staf, tetapi juga berdampak besar pada produktivitas, kesejahteraan, dan retensi karyawan. Selain ungkapan terima kasih, dorongan dan motivasi kerja secara personal dibutuhkan pegawai, untuk itu hubungan komunikasi yang erat dan sikap saling memahami anatrsesama perlu terus dijaga. (Penulis adalah ASN KPPN Tolitoli)