SULTENG RAYA — Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Tengah, Yuni Wibawa, menyatakan, pihaknya terus berupaya mendorong akselerasi kredit subsidi yang diberikan Pemerintah kepada pelaku usaha dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) dan ultra mikro (UMi).
Menurut Yuni, skema itu harus terus diinformasikan kepada pelaku usaha di Sulteng agar tidak segan untuk mengajukan pinjaman subsidi tersebut. Ia juga mendorong bank penyalur kredit itu terus mengakselerasi penyaluran sesuai dengan kuota dan porsi yang diberikan Pemerintah.
Untuk diketahui, saat ini, per 8 Oktober 2024, penyaluran KUR di Sulteng sebesar Rp2,6 triliun kepada 43.345 debitur, sedangkan untuk UMi sebesar Rp45,6 miliar kepada sebanyak 9.588 debitur. Secara plafon kredit penyaluran, angka tersebut masih perlu ditingkatkan.
“Kita sebenarnya terus mendorong, ini harus ada kerja sama, karena biar bagaimanapun bank selaku penyalur punya administrasi yang harus kita jaga. Karena memang, mereka harus menjaga, penerima ini jangan sampai macet. Kita dorong terus, kami di Kemenkeu jaga komitmen di Sulteng untuk menginformasikan skema kredit subsidi ini,” katanya kepada Sulteng Raya, belum lama ini.
Kakanwil Yuni paham betul bagaimana UMKM secara fundamental sangat menopang perekonomian dari “akar rumput”. Itulah sebabnya, pelaku usaha harus terus dihidupkan dengan permodalan sehingga mereka menjalankan usaha dengan stabil dan terus berkembang.
Ia mengimbau, pelaku usaha jangan sungkan untuk mengajukan kredit subsidi Pemerintah. Selama memenuhi persyaratan, Yuni meyakini bank penyalur akan memberikan akses secara terbuka kepada pelaku usaha mendapatkan permodalan itu.
Memang, kata dia, porsi pertumbuhan ekonomi Sulteng sangat didominasi oleh industri pengolahan, atau indikator lain yang berhubungan dengan pertambangan. Namun demikian, UMKM sejatinya punya tempat tersendiri sebagai pemantik roda perekonomian — dari rantai paling bawah siklus ekonomi.
“UMKM ini cukup banyak, sebenarnya ini penopang, UMKM ini tangguh, coba lihat pada saat covid-19. Mereka punya area-area khusus, ada porsi yang mereka tetap bisa menopang perekonomian. Ini harus kita perkuat, fundamental ekonomi dalam negeri,” tutupnya. RHT